Selasa, 25 Mei 2010

1001 Karya “Profesor Internet” (No Windows. No Gates. It is open. No Bill. It is free)

Sekilas tentang mata kuliah PENGMAS (Pengabdian Masyarakat) yang pada semester 4 ini merupakan suatu mata kuliah pilihan. Dengan diajar oleh tim dosen yang terdiri dari Imam B. Prasodjo, Dr. Rosa Diniari, dan  Putu Chandra. Saat mulai awal memasuki kelas pengabdian masyarakat ini, muncul suatu keraguan dalam diri saya.  “Mungkinkah saya akan tetap mengambil mata kuliah ini atau mengambil mata kuliah lain????” tetapi dengan keyakinan serta dukungan yang 2 teman saya berikan, akhirnya saya mencoba untuk mengikuti mata kuliah ini pada minggu pertama dan kedua sebelum masa add/drop ditutup. Minggu pertama dan kedua saya ikuti dengan perasaan yang belum mantap, apalagi mengetahui bahwa setiap minggunya ada tugas review bacaan baik  itu review buku maupun film. Dengan  komponen penilaian 30%, Hah… saat itu saya berpikir, tidak mungkin dalam setiap minggunya saya menghadapi review….review… dan review…. Lalu bagaimana semua itu akan saya jalani???? Sedangkan masih ada tugas-tugas lain dari mata kuliah yang berbeda pula, baik itu mata kuliah wajib fakultas maupun mata kuliah pilihan yang saya ambil di semester ini??????
Tapi inilah mata kuliah yang saya anggap paling gila, dan membuat saya pun gila….. bagaimana tidak???? Sejak mas Imam masuk untuk mengajar mata kuliah ini, beliau berkata “saya nggak peduli, bagaimana pun caranya, bagi saya mata kuliah lain itu nggak penting, tapi mata kuliah inilah yang paling penting.” Hahahhaha…. Dalam kelas waktu itu saya hampir menjerit…. “Gila itu ga mungkin.” Dengan hampir meneteskan air mata, saya pikir saya ga’ akan sanggup menjalaninya. Tetapi akhirnya saya berpikir, ini adalah sebuah resiko yang harus siap saya jalani, mata kuliah ini sudah saya pilih menjadi mata kuliah pilihan di semester 4, dan dengan apapun itu saya akan jalani.  Mungkin dengan ini, saya akan mampu mengabdi masyarakat, masyarakat yang benar-benar butuh adanya suatu perubahan, masyarakat yang sama-sama hidup di tanah ibu pertiwi ini.
Dengan adanya mata kuliah ini, banyak hal yang diajarkan didalamnya, kita tidak hanya diajarkan dalam hal melihat sesuatu dari sebelah mata saja, tetapi kita diajarkan untuk benar-benar peduli dengan yang namanya sesama, sesama yang membutuhkan, sesama yang perlu di perhatikan.  Dengan adanya mata kuliah pengabdian masyarakat juga, saya mengetahui tentang arti social entrepreneur atau kewirausahaan sosial yang merupakan gabungan antara kecerdasan berbisnis, inovasi, dan tekad untuk maju ke depan. Seorang wirausaha sosial merupakan seorang pemimpin yang mencapai perubahan, melihat suatu masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukanlah berdasarkan keuntungan materi atau memuaskan pelanggan, namun bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik dan perubahan bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena memang hasil dari usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang tidak sebentar untuk dapat terlihat dampak atau hasilnya. Disinilah saya melihat sosok Onno Widodo Purbo sebagai salah satu wirausahawan sosial di lingkungannya. Tidak hanya lingkungannya tetapi ia memiliki impian untuk mengubah rakyat Indonesia menjadi orang-orang yang dapat maju dengan berbagai karya yang ia ciptakan.
Sehingga saya beranggapan, bahwa semua orang pasti mengenal Onno Widodo Purbo. Ya, seseorang yang dianggap sebagai professor internet Indonesia dan sesepuh open source dengan sejuta ide yang berada di kepalanya seputar teknologi informasi. Onno lahir di Bandung, 17 Agustus 1962 dan menganggap dirinya sebagai seseorang pengangguran, serta merupakan mahasiswa lulusan teknik elektro ITB ini mengaku bahwa semua yang ia pelajari berkaitan dengan teknologi informasi adalah secara otodidak. Pendidikan yang telah ia raih meliputi pada 1987 sebagai lulusan S1 dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, dengan tugas akhir Perancangan dan Implementasi Rangkaian RS232C 8 Kanal dan Program untuk Praktikum di bawah bimbingan Prof Dr Samaun Samadikun dan Dr Adang Suwandi, pada tahun 1989  sebagai lulusan S2 dari McMaster University, Kanada, dengan tesis Numerical Models for Degenerate and Heterostructure Semiconductor Diodes di bawah bimbingan Prof Dr DT Cassidy dan Prof Dr SH Chisholm, dan pada tahun 1993 sebagai lulusan S3 dari University of Waterloo, Kanada, dengan tesis Studies on Polysilicon Emitter Transistors Made on Zone-Melting-Recrystallized Silicon-on-Insulator di bawah bimbingan Prof Dr CR Selvakumar.

Dalam hidup, mottonya adalah bahwa apa yang ia kerjakan merupakan sesuatu yang ia sukai. Mantan Dosen muda ITB serta bekas PNS ini, lebih senang dikenal sebagai seorang penulis TI. Hal ini terbukti pada saat ia diundang menjadi narasumber Acer Onklik TV di ANteve, ia mengaku sebagai freelance IT Writer. Selain menjadi professor internet, Onno juga berkeinginan untuk menjadi seorang penulis. Hingga akhirnya, kesempatannya itu terbuka lebar setelah ia memutuskan untuk tidak lagi menyandang status sebagai pegawai negeri, tepat pada bulan Februari 2002. Hasil karya tulisannya tersebut saat ini mencapai lebih dari 40 buku dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, antara lain soal internet murah, teknologi internet nirkabel, VoIP, Open Source, dan Linux. Onno dalam hal ini menganggap bahwa menulis adalah salah satu jalan yang dapat dimanfaatkan untuk membuat semua anak bangsa pintar, bahkan beliau beranggapan “Ya setidak-tidaknya mereka mengenal internetlah”. Dalam benaknya pada saat itu, setiap satu buku yang ia tulis dapat dipergunakan untuk mencerdaskan lebih banyak orang dibandingkan hanya sekedar memberikan kuliah di kelas. Ia mengaku bahwa pada saat tulisan tersebut dibuat, hanya sekitar 20.000 sekolah yang tersambung ke Internet itupun tidak semua sekolah dapat menikmati Internet dengan baik. Pada saat yang sama, ada jutaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kurang beruntung tidak dapat menikmati Internet maupun berbagai software untuk usaha yang baik.
Pada tahun 2000, Onno merupakan salah satu peraih Kadin Telematika Award for Indonesian Internet Figure dalam artikel pertamanya di majalah pramuka mengenai cara membuat pesawat terbang model semasa SMA. Jika dipikir suatu bidang yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan yang ia tekuni sekarang. Mungkin karena semasa kecil ia bercita-cita sebagai seorang penerbang. Sejauh ini, Onno sama sekali tidak percaya dengan adanya hak cipta. Ini terbukti dari segala aktivitas yang ia lakukan dengan  berbagai advokasi soal pentingnya akses informasi yang murah untuk rakyat demi kemajuan bangsa selain itu karya-karya tulisannya ia publikasikan seluruhnya di internet sebagai sumber terbuka yang bisa diakses secara cuma-cuma dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Keterbukaan Onno yang bebas birokrasi tersebut tercermin dari pencantuman alamat email Indonetnya dan nomor ponselnya di milis onnopurbo. Selain itu, Onno tidak memperdulikan adanya honor ataupun royalty yang akan ia dapatkan dari semua hasil karyanya.
Peluangnya sebagai seorang entrepreneur sosial ini terlihat dari salah satu tujuan dalam pergerakannya (sustainable) yaitu menjadikan rakyat Indonesia yang 240 juta orang pintar sehingga tidak dibodohi lagi oleh penguasa, selain itu dengan cara memajukan suatu bangsa dengan membuka akses informasi seluas-luasnya bagi rakyat serta  membebaskan rakyat dari beban biaya dengan terciptanya Telkom rakyat, di mana rakyat tidak perlu membayar telepon, karena dapat membangun sistem telekomunikasi sendiri.
Onno yang secara terang-terangan menyangkal pemberontakan pada dominasi Bill Gates dengan Microsoft dan Windowsnya yang selama bertahun-tahun telah merajai kancah teknologi di kalangan pengguna komputer di seluruh dunia ini, membuat suatu simbol yang berkaitan dengan  dominasi tersebut dengan kalimat ”No Windows. No Gates. It is open. No Bill. It is free.” Sehingga tidak mengherankan apabila di penghujung tahun 2006, Onno sempat beraksi di saat Pemerintah memutuskan mengadakan Mou dengan Microsoft untuk melegalisasi perangkat lunak yang dapat dipergunakan di kantor-kantor pemerintahan. Onno beranggapan bahwa MoU pemerintah dengan Microsoft justru menyimpang dari undang-undang, karena tidak melalui proses tender terbuka. Padahal kesepakatan pembelian perangkat lunak tersebut menyangkut dana miliaran rupiah. Sehingga ia beranggapan bahwa proses legalisasi justru dapat menimbulkan pemborosan hingga miliaran rupiah, sementara di sisi lainia beranggapan ada sumber terbuka (open source) yang jika dimanfaatkan dengan baik dapat menghemat uang negara dalam jumlah yang cukup besar.
Open source yang saat itu Onno ciptakan adalah wajan bolic. Wajan bolic merupakan sebentuk antena untuk keperluan internet nirkabel yang berbiaya murah, karena terbuat dari wajan.
Dengan adanya wajan bolic maka dapat meningkatkan jarak jangkauan wireless LAN dan rendahnya biaya akses internet, karena perangkat tersebut mudah dibuat dan hanya memerlukan sedikit biaya. Wajan bolic dapat juga terbuat dari kaleng bekas yang masih layak pakai sehingga disebut dengan antena kaleng.  
Selain wajan bolic, Onno juga menciptakan 5 buah Distro yang dibuat dengan program Linux, yaitu:
1.      SchoolOnffLine (Untuk Sekolah). SchoolOnffLine merupakan solusi untuk sekolah agar dapat mengajarkan Internet di sekolah tanpa adanya sambungan Internet sama sekali. Jadi siswa dapat belajar mengirimkan Webmail, membuat Blog, membaca Wiki. Dalam Distro tersebut disertakan juga buku pelajaran komputer untuk SMP, SMA, Ibu Rumah Tangga maupun tentang Internet Sehat dalam bentuk e-book. Selain itu SchoolOnffLine juga dilengkapi dengan Sistem Informasi Sekolah seperti Absen, Nilai, Jadwal pelajaran serta perpustakaan digital
2.      SekolahNux (Untuk Pendidikan) dan IPTEKNux (untuk pendidikan). Sebenarnya keduanya dipergunakan untuk sekolah juga tetapi berbeda dengan SchoolOnffLine karena bentuknya yang bukan server. SekolahNux maupun IPTEKNux lebih diarahkan untuk Desktop untuk murid-murid. Di dalamnya tersedia software untuk belajar sambil bermain bagi anak-anak TK, SD, SMP, SMA bahkan di IPTEKNux tersedia berbagai software untuk penelitian tingkat S1, S2 dan S3. Contoh software belajar sambil bermain di tingkat TK, SD adalah TuxPaint untuk menggambar. Ada juga TuxMath dimana anak-anak SD bisa belajar Matematika sambil menembak meteor yang jauh dari atas. Hingga mengenal bintang & tata surya menggunakan aplikasi seperti Celestial atau Kstar.
3.       SMEOnffLine (Untuk UKM). Dalam SMEOnffLine terdapat Server ERP, Akunting, Personalia/HRD, Groupware, Social Networking, Web, Blog Wordpress, Wiki, Digital Library, e-mail, Webmail, File Sharing (SAMBA), Ubuntu Repository Server Lokal, Chatting Server. Dengan menggunakan SMEOnffLine sebuah usaha kecil menengah dapat menggunakan IT tanpa perlu online ke Internet. Bahkan jika di perlukan untuk demonstrasi LiveDVD SMEOnffLine dapat digunakan di komputer tanpa mengganggu software yang ada di harddisk komputer tersebut. SMEOnffLine dapat juga di install ke harddisk untuk penggunaan yang lebih permanen.
4.      ORARINux (Dunia Elektrika dan Amatir Radio). ORARINux adalah sebuah Distro/LiveDVD turunan dari Ubuntu yang di tujukan untuk para hobby Amatir Radio dan Elektronika. Dalam ORARINux terdapat Server Web copy dari SpeedyWiki, yang terpenting bagi dunia amatir radio, terdapat banyak sekali aplikasi untuk dunia elektronika, seperti gEDA aplikasi Electronic Design Automation, eagle gambar rangkaian elektronika & disain PCB dan kicad. Di samping itu, telah disiapkan berbagai aplikasi untuk komunikasi amatir radio digital, seperti, aprsd, aprsdigi, xastir untuk tracking kendaraan, antennavis, nec, nec2c untuk simulasi antenna, fldigi untuk komunikasi digital amatir; gpredict aplikasi untuk tracking satelit; dan klog untuk logbook komunikasi amatir radio.

Selain itu juga, Onno berpendapat bahwa hot spot menjadi suatu tren yang sangat menarik tertama di luar negeri karena ia beranggapan bahwa laptop sudah menjadi bagian yang sangat biasa dari kehidupan para pekerja kantoran. Di samping karena mobilitas pekerjanya sendiri yang sangat tinggi menyebabkan kebutuhan akses internet melalui laptop menjadi sesuatu yang penting pada zaman sekarang. Ia berpendapat juga, dengan sejak adanya chip wireless pada laptop-laptop baru maka hot spot dianggap penting untuk memberikan akses pada laptop yang nomadic. Tetapi ia menyayangkan karena di Indonesia sendiri para pekerja yang menggunakan laptop masih belum sebanyak di luar negeri, sehingga internet nirkabel yang menjadi tren justru dipergunakan untuk mem-bypass Telkom dengan cara menambahkan antena luar yang lebih besar gain-nya.
Dengan berbagai karyanya tersebut, Onno telah menerima beberapa penghargaan dari berbagai program acara, yaitu:
·         Tahun 2005. Mendapat penghargaan dari Senior Fellow dari Global Ashoka,
Amerika Serikat.
·         Tahun 2003. Mendapat penghargaan Sabbatical Award, dari International
Development Research Center, Kanada.
·         Tahun 2002. Mendapat penghargaan Eisenhower Fellow, dari Eisenhower Fellowship, Amerika Serikat.
·         Tahun 2000. Masuk dalam buku Indonesia Abad XXI: Di Tengah Kepungan Perubahan Global, Editor Ninok Leksono, Kompas.
·         Tahun 1997. Menerima ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award,
dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO).
·         Tahun 1996. Menerima Adhicipta Rekayasa, dari Persatuan Insinyur Indonesia.
·         Tahun 1992. Masuk  dalam Buku American Menand Women of Science, RR Bowker,
New York, Amerika Serikat.
·         Tahun 1987. Menjadi Lulusan Terbaik, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung.

Sosok Onno merupakan sosok yang memberikan saya sebuah inspirasi, bahwa memajukan rakyat dengan berbagai teknologi itu penting, ia mengajarkan kita bahwa peduli terhadap sesama di zaman yang modern ini adalah sesuatu yang penting. Kita bisa sama-sama pintar apabila kita mau berbagi, berbagai dalam hal apapun, terutama ilmu. Ibarat kata ilmu apabila dibagi tidak akan pernah habis, bahkan akan semakin bertambah. Pak Onno terima kasih atas pengajarannya, tentang pentingnya berbagai terhadap sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar